Cerita adalah tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal peristiwa, kejadian, dan sebagainya. Dalam bahasa Inggris ada cerita yang disampaikan dengan cara yang menarik yaitu, Storytelling. Dalam kali ini IBI akan membahas tentang Storytelling. Mari kita bahas bersama.
Pengertian Storytelling
Storytelling adalah sebuah teknik atau kemampuan untuk menceritakan sebuah kisah, pengaturan adegan, event, dan juga dialog. Kalau di film, para film maker bersenjatakan kamera; di komik, para komikus bersenjatakan gambar dan angle cerita; di cerpen atau novel, para penulis bersenjatakan pena, diksi, dan permainan kata serta deskripsi, dengan menyampaikan sebuah cerita dengan cara mendongeng.
Storytelling menggunakan kemampuan penyaji untuk menyampaikan sebuah cerita dengan gaya, intonasi, dan alat bantu yang menarik minat pendengar. Storytelling sering digunakan dalam proses belajar mengajar utamanya pada tingkat pemula atau anak-anak. Teknik ini bermanfaat melatih kemampuan mendengar secara menyenangkan.
Orang yang ingin menyampaikan storytelling harus mempunyai kemampuan public speaking yang baik, memahami karakter pendengar, meniru suara-suara, pintar mengatur nada dan intonasi serta keterampilan memakai alat bantu. Dikatakan berhasil menggunakan teknik storytelling, jika pendengar mampu menangkap jalan cerita serta merasa terhibur. Selain itu, pesan moral dalam cerita juga diperoleh. Dikatakan berhasil saat pendengar mampu menangkap jalan cerita serta merasa terhibur. Selain itu, pesan moral dalam cerita juga diperoleh.
Tujuan Storytelling
- Menciptakan suasana senang.
- Memberi kesenangaan, kegembiraan, kenikmatan mengembangakan imajinasi pendengar.
- Memberi pengalaman baru dan mengembangakan wawasan pendengar.
- Dapat memberikan pemahaman yang baik tentang diri mereka sendiri dan orang lain di sekitar merek
- Dapat memberi pengalaman baru termasuk di dalamnya masalah kehidupan yang ada di lingkungan.
- Pendengar belajar berbicara dalam gaya yang menyenangakan serta menambah pembendaharaan kata dan bahasanya
- Melatih daya tangkap dan daya konsentrasi pendengar.
- Melatih daya pikir dan fantasi pendengar.
- Menanamkan nilai-nilai budi pekerti.
Generic Structure Storytelling
1. Orientation
Biasanya terletak di paragrap pertama. Secara teori, Orientation berisi pesan tentang informasi What, Who, Where, dan When. Pada paragrap Orintation, text narrative akan memberitahukan pembaca tentang apa peristiwanya siapa pelaku-pelakunya, dimana dan kapan peristiwa tersebut terjadi.
2. Complication
Paragrap complication menjadi inti sebuah text naarative. Complication ini menceritakn apa yang tejadi dengan pelaku dalam peristiwa tersebut. Umumnya Complcation ini berisi gesekan antar pelaku peristiwa. Gesekan ini menimbulkan sebuah Conflict atau pertentangan. Dalam teori literay, Comflict umumnya dibedakan menjadi 3 macam; natural conflict, social conflict, dan psychological conflict.
3. Resolution
Sebuah pertentangan harus ditutup dengan penyelesaian. Dalam sebuah text narrative, resolution bisa dengan penyelesaian yuang menyenangkan juga kadang berakhir dengan penyelesaian yang menyedihkan.
Hal penting dalam Storytelling
1. Kontak mata
Saat story telling berlangsung, pendongeng harus melakukan kontak mata dengan audience. Pandanglah audience dan diam sejenak. Dengan melakukan kontak mata audience akan merasa dirinya diperhatikan dan diajak untuk berinteraksi, selain itu dengan melakukan kontak mata kita dapat melihat apakah audience menyimak jalan cerita yang didongengkan. Dengan begitu, pendongeng dapat mengetahui reaksi dari audience.
2. Mimik wajah
Pada waktu story telling sedang berlangsung, mimik wajah pendongeng dapat menunjang hidup atau tidaknya sebuah cerita yang disampaikan. Pendongeng harus dapat mengekspresi wajahnya sesuai dengan yang di dongengkan.
3. Gerak tubuh
Geraka tubuh pendongeng waktu proses story telling berjalan dapat turut pula mendukung menggambarkan jalan cerita yang lebih menarik. Cerita yang di dongengkan akan terasa berbeda jika mendongeng akan terasa berbeda jika mendongeng melakukan gerakan-gerakan yang merefleksikan apa yang dilakukan tokoh-tokoh yang didongengkannya. Dongeng akan terasa membosankan, dan akhirnya audience tidak antusias lagi mendengarkan dongeng.
4. Suara
Tidak rendahnya suara yang diperdengarkan dapat digunakan pendongeng untuk membawa audience merasakan situasi dari cerita yang didongengkan. Pendongeng akan meninggikan intonasi suaranya untuk mereflekskan cerita yang mulai memasuki tahap yang menegangkan. Pendongeng profesiaonal biasanya mampu menirukan suara-suara dari karakter tokoh yang didongengkan. Misalnya suara ayam, suara pintu yang terbuka.
5. Kecepatan
Pendongeng harus dapat menjaga kecepatan atau tempo pada saat story telling. Agar kecepatan yang dapat membuat anak-anak manjadi bingung ataupun terlalu lambat sehingga menyebabkan anak-anak menjadi bosan.
6. Alat Peraga
Unutk menarik minat anak-anak dalam proses story telling, perlu adanya alat peraga seperti misalnya boneka kecil yang dipakai ditangan untuk mewakili tokoh yang menjadi materi dongeng. Selain boneka, dapat juga dengan cara memakai kostum-kostum hewan yang lucu, intinya membuat anak merasa ingin tahu dengan materi dongeng yang akan disajikan.
Sumber : http://www.ilmubahasainggris.com/story-telling-pengertian-tujuan-dan-generic-structure-dalam-bahasa-inggris-beserta-contohnya/
Tips & Trik Sebelum Mengikuti Perlombaan Story
Telling Untuk beberapa kalangan, story telling adalah sesuatu yang agak asing terdengar di telinga. Story telling biasanya terdengar di perlombaan bahasa inggris atau sejenisnya. Bisa dikatakan bahwa Story telling itu adalah bagaimana suatu cerita (kisah, adegan, peristiwa) disampaikan dengan menarik, dan biasanya story telling dibawakan menggunakan bahasa inggris. Hal menarik dari story telling adalah bagaimana seseorang menggunakan gerakan badan, mimik muka bahkan sampai menggunakan alat peraga agar terkesan lebih menarik. Story telling juga dapat disampaikan melalui gambar. Nah, disini ada beberapa tips-tips persiapan dalam menghadapi sebuah perlombaan story telling.
Cerita
Bagian yang paling utama adalah cerita. Cerita disini bisa apapun, bisa dongeng atau peristiwa nyata yang pernah terjadi, entah itu konyol, menyeramkan atau humor. Namun, kalau untuk perlombaan, biasanya menggunakan cerita dongeng yang ditentukan pihak yang menyelenggarakan lomba tersebut. Beberapa cerita dongeng yang sering dipilih di antaranya seperti cinderella, pinnochio, three pigs, red ridding hood, dan lain-lain. Cerita yang dipilih biasanya adalah cerita pendek. Nah, berikut adalah hal-hal yang harus Anda perhatikan:
- Carilah cerita yang menurut Anda menarik dan mudah disampaikan.
- Usahakan cerita tersebut sudah dikuasai oleh pencerita.
- Pelajarilah cerita sebaik mungkin, tidak perlu menghafal semua cerita, jika kita sudah mengerti konsep dan intinya, kita dapat story telling dengan kata-kata sendiri.
- Jangan pernah memotong cerita di tengah-tengah. Misalnya jika Anda lupa dengan kata berikutnya, maka lebih baik Anda menggunakan kata-kata sendiri.
Alat Peraga
Ketika mengikuti perlombaan story telling, banyak orang yang menggunakan alat peraga, entah itu boneka atau kostum yang sesuai dengan tema cerita. Alat peraga mendukung nilai plus totalitas sebuah story telling. Namun, alat peraga juga harus dibatasi, sehingga tidak mengganggu jalan nya cerita. Jika alat peraga sangat banyak, atau mungkin kostum yang digunakan sangat rumit, dapat mengganggu fokus pencerita, dan pendengar pun akan merasa terganggu. Nah, berikut adalah tips-tips yang harus diperhatikan: Pilihlah alat peraga yang mudah dibawa kemana-mana. Ingat, alat peraga dan kostum jangan terlalu banyak. Pada saat mengganti alat peraga harus pas dengan alur cerita, sehingga pendengar atau penonton nyaman melihatnya.
Kesiapan
Ada kalanya, ketika menyampaikan cerita, sang pencerita merasa grogi atau gugup. Apalagi dalam sebuah perlombaan, kesiapan mental pun dinilai, bagaimana si pencerita mengontrol dirinya agar tenang dan nyaman. Perlombaan story telling biasanya diberitahukan beberapa bulan atau minggu sebelum perlombaan. Pada saat itu, kita harus mempersiapkan diri secara matang. Berikut ini adalah tips dan trik agar Anda sudah siap ketika hari perlombaan tiba:
- Sering-seringlah berlatih di depan cermin sehingga kita dapat melihat mimik muka, gerakan badan atau volume suara kita dalam menyampaikan cerita tersebut.
- Banyak-banyak minum air putih untuk menjaga kesehatan tenggorokan. Karena dalam story telling, volume, intonasi serta irama sangat dinilai penting.
- Sering berlatih dihadapan orang lain (teman atau saudara) untuk mendapatkan masukan dan kritikan.
- Saat perlombaan, jika masih gugup, tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan, buat diri senyaman mungkin.
- Dalam melatih suara pun ada kaidah-kaidah nya yaitu melakukan humming atau pernafasan perut.

Cara pernafasan perut: dalam posisi duduk atau berdiri, badan harus tegak, dan sedikit mencondongkan dagu ke atas. Letakkan telapak tangan kanan di dada dan satunya lagi di bagian perut, perhatikan telapak tangan kanan yang mundur ke belakang dan telapak tangan kiri maju ke depan saat menarik nafas. Mulailah menarik nafas dan biarkan udara masuk sedalam mungkin ke dalam perut, sehingga perut menjadi menggembung. Perhatikan perut Anda. Saat menarik nafas, perut akan menggembung dan saat menghembuskan nafas, perut mengempis dan lakukan beberapa kali. Jika posisi benar, maka Anda akan sedikit berkeringat. Untuk awal latihan pasti akan terasa nyeri di perut.
Variasi
Variasi sangat dibutuhkan dalam story telling. Variasi tersebut dapat berupa gerakan tubuh, nada, tekanan, volume suara, kecepatan suara, ritme, dan artikulasi (halus atau tajam). Selain itu, diam atau hening juga diperlukan. Gerakan tubuh digunakan jika dalam cerita terdapat sebuah tindakan seperti terkejut, berlari di tempat, tergesa-gesa, marah, sedih dan tertawa. Semua hal tersebut sangat penting, karena dapat meningkatkan rasa penasaran pada penonton, juga menjaga perhatian penonton agar tidak berpindah ke yang lain.
Tata Ucap (Pronounciation)
Berhubung story telling diucapkan dalam bahasa inggris. Maka tata ucap menjadi salah satu hal penting dalam penilaian lomba. Tata ucap itu bagaimana kita mengucapkan sebuah kata dalam bahasa inggris. Entah pengucapannya benar atau salah. Nah, berikut adalah tips-tips dalam hal tata ucap tersebut:
- Latihlah lidah dalam pengucapan bahasa inggris yang ada pada kamus. Disarankan kamus yang memiliki tanda pengucapan atau cara pengucapan.
- Latihlah menggunakan lilin di depan mulut Anda (jangan terlalu dekat) dan lihat pada cermin, jika lilin tidak goyang, maka pengucapan Anda sudah benar.
- Tata ucap yang benar juga dapat dilihat ketika kita mengucapkan kata bahasa inggris, letakan tangan kanan atau kiri di depan mulut kita, jika dalam mengucapkan kata tersebut ada beberapa cipratan air dari mulut, maka tata ucap kita salah.
- Berlatih melalui google translate. Biasanya pada google translate terdapat pengucapan kata dalam bahasa inggris.
- Sering-seringlah menonton film barat menggunakan subtitle bahasa inggris dan tirulah orang tersebut pada saat berkomunikasi.
Teks Cerita
Teks cerita juga ternyata dinilai dalam perlombaan story telling. Disarankan untuk membuat teks secara lebih menarik. Alur cerita boleh di modifikasi namun tidak merubah inti cerita. Biasanya awal cerita sangat diperhatikan dalam penilaian juga dari penonton. Awal cerita dapat menggambarkan sebuah cerita tersebut akan disampaikan secara menarik atau tidak. Nah, itulah berbagai macam tips dan trik yang bisa Anda terapkan sebelum mengikuti sebuah perlombaan story telling.
Sumber : https://bacaterus.com/perlombaan-story-telling/
Comments
Post a Comment